Welcome to the Fantastic World of Yuan Zhi Yi

Jumat, 18 Januari 2013

Makalah Ilmiah Gizi Kesehatan


Pengaruh Kadar Omega-3 Ikan dan Kecerdasan Otak Anak

Yuanita Sinar Yulianti / P07131112104/Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Yogyakarta


Abstrak

Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara penghasil ikan terbesar di antara negara-negara Asia. Ikan banyak mengandung asam lemak tak jenuh ganda Omega-3 yang berhubungan erat dengan kesehatan dan kecerdasan. Namun yang menjadi permasalah besar di Indonesia adalah pemenuhan gizi untuk peningkatan kemampuan daya pikir anak belum maksimal. Kurangnya pengetahuan pada masyarakat tentang kandungan Omega-3 pada ikan menjadi salah satu penyebab masalah tersebut.
Tujuan. Penulisan makalah ilmiah ini bertujuan untuk meningkatkan selera makan ikan dan memberikan pengetahuan tentang kandungan Omega-3 kepada masyarakat Indonesia.
Metode. Penulisan makalah ilmiah ini menggunakan metode studi pustaka untuk pengumpulan data dan pembahasan.
Hasil dan Pembahasan. Asam lemak Omega-3 disebut sebagai asam lemak otak karena adanya hubungan dengan DHA, EPA dan LNA. Kandungan Omega-3 pada ikan berkisar pada 4,48% - 11,8% per berat tubuh ikan. Jenis, umur, tersedianya makanan, dan daerah penangkapan merupakan pengaruh tinggi rendahnya kandungan Omega-3 pada ikan. kandungan omega-3 setiap bagian-bagian ikan berbeda-beda: kepala= 12%, dada= 28%, daging permukaan= 31,2 % dan isi rongga perut = 42,1%. Anak yang mengkonsumsi banyak ikan laut,  maka akan memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi karena kandungan Omega-3 pada ikan tersebut.
Kesimpulan. Kandungan Omega-3 pada ikan laut yang paling banyak adalah isi rongga perut. kadar asam lemak Omega-3 pada ikan sangat penting untuk perkembangan sel-sel otak anak. Jika kadar konsumsi Omega-3 rendah, maka dapat mempengaruhi perkembangan mental dan psikomotor anak tersebut. Sehingga ada hubungan antara kandungan omega-3 ikan dengan kecerdasan otak. Perlu dilakukan pemberian edukasi dan konseling tentang kandungan gizi ikan dan manfaat bagi kesehatan tubuh.

Kata kunci: Omega-3, asam lemak tak jenuh ganda, kecerdasan otak anak, ikan laut, DHA, EPA, LNA.

Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara penghasil ikan terbesar di antara negara-negara Asia. Indonesia masih memiliki kendala dalam memenuhi asupan gizi masyarakat. Khusus bagi anak-anak yang kondisinya masih mengalami kekurangan gizi. Hal ini dapat mengakibatkan menurunnya kemampuan manusia untuk mengunakan daya pikir mereka secara maksimal. Terutama di dalam aspek pendidikan, anak-anak yang menjalani jenjang pendidikan yang di wajibkan ditempuh untuk mewujudkan cita-cita negara yaitu mencedaskan bangsa.
Masyarakat Indonesia khususnya anak-anak perlu mengubah pola hidup mengkonsumsi makan yang sehat dan bergizi. Upaya tersebut sudah diperhatikan oleh setiap orang tua dengan memberikan yang terbaik bagi anak-anak untuk mendukung perkembangan pertumbuhan anak-anak mereka. Orang tua masih memanfaatkan jenis-jenis produk bervitamin yang hanya memberikan dampak perkembangan optimal sementara bagi anak-anak. Banyak produk-produk yang beredar di pasar yang menawarkan kelebihan produk-produknya untuk meningkatkan daya cerdas otak yang belum diketahui dampak buruk oleh masyarakat. 
Ikan adalah salah satu bahan makanan yang banyak mengandung zat gizi penting bagi tubuh, baik zat gizi makro maupun zat gizi mikro. Zat gizi tertinggi nilainya adalah protein dan lemak. Rata-rata kadar protein pada ikan adalah 18-20 %, sedangkan nilai lemak pada ikan mencapai 5-15 %. Protein pada ikan bermanfaat untuk meningkatkan pertumbuhan dan memelihara jaringan bagi tubuh. Lemak pada ikan berfungsi sebagai sumber energi berkonsentrasi tinggi yang menyumbangkan 9 kkal/g dan sebagai pembawa asupan dan absorpsi vitamin larut lemak.
Indonesia memiliki perairan yang luas dan memiliki sumber daya alam khusus hasil perairan, namun masyarakat kurang mengenal akan nilai tinggi gizi ikan, khusus dalam 4 sehat dan 5 sempurna. Padahal ikan merupakan sumber makanan yang berprotein tinggi, selain itu juga mengandung vitamin, air dan lemak (psr.org).
Lemak terdiri dari trigliserida yang merupakan 3 asam lemak yang terikat dalam 1 ikatan gliserol. Asam lemak adalah komponen utama lemak dalam suatu bahan makanan. Ada tiga macam asam lemak, yaitu asam lemak jenuh, asam lemak trans dan asam lemak tak jenuh. Asam lemak yang paling baik bagi tubuh adalah asam lemak tak jenuh, karena asam lemak ini memiliki titik leleh paling rendah diantara semua jenis asam lemak dan memiliki satu atau lebih ikatan rangkap.
Asam lemak Omega-3 merupakan salah satu contoh asam lemak tak jenuh ganda yang esensial, karena tubuh tidak bisa menyintesis sehingga harus didapatkan dari makanan. Asam lemak ini mempunyai arti khusus dalam ilmu gizi karena mengandung asam lemak yang berhubungan dengan kesehatan dan kecerdasan. Asam yang berhubungan dengan kesehatan adalah EPA (Eicosa Pentenoic Acid). Sedangkan asam lemak yang berhubungan dengan kecerdasan dikenal dengan DHA (Docosa Hexaenoic Acid).
Pengetahuan tentang ikan pada sebagian masyarakat masih kurang. Kebanyakan masyarakat menganggap ikan sebagai sumber kolesterol bagi tubuh dan dapat meningkatkan risiko terjadinya obesitas. Hal ini dikarenakan mereka salah persepsi terhadap hasil perikanan dan kurang dikenalnya keragaman jenis olahan dari ikan, sehingga banyak orang enggan untuk mengonsumsi hasil olahan ikan. Oleh sebab itu, perlu diadakan pembinaan dan penyuluhan mengenai pengertian, keanekaragaman hasil dan olahan perikanan.

Kandungan Omega-3 pada Ikan
Kandungan Omega-3 pada ikan berkisar pada 4,48% - 11,8% per berat tubuh ikan. Jenis, umur, tersedianya makanan, dan daerah penangkapan merupakan pengaruh tinggi rendahnya kandungan Omega-3 pada ikan. Kandungan ini tidak berasal dari proses sintesis tubuh ikan, namun dari makanan ikan dalam bentuk jasad renik Chlorella, Diatomi dan Dinoflagellata. Alga laut dan fitoplankton mensintesis omega-3 PUFA (Polyunsurated Fatty Acid) masuk ke dalam rantai makanan ikan (E. Salamah, Hendarwan & Yunizal, 2004).
Kandungan omega-3 pada ikan di setiap daerah penangkapan berbeda-beda. Ikan di daerah dingin memiliki  omega-3 lebih besar dibandingkan ikan di daerah panas. Kandungan omega-3 PUFA pada ikan laut lebih besar dibandingkan pada ikan air tawar. Perbedaan di setiap daerah tangkapan ikan tersebut dikarenakan makanan ikan yang berupa jasat renik Chlorella, Diatomi, Dinoflagellata, alga laut dan fitoplankton dapat tumbuh dan berkembang baik di daerah dingin dan air laut.
Kandungan asam lemak tak jenuh ganda Omega-3 pada setiap bagian-bagian tubuh ikan laut adalah sebagai berikut:
Nama Bagian
Kadar (%) per Berat Tubuh Ikan
Kepala
12
Dada
28
Daging Permukaan
31,2
Isi Rongga Perut
42,1
Sumber : Fransisca (2008)
Kandungan Omega-3 pada ikan laut yang paling banyak adalah isi rongga perut. Hal ini dikarenakan pada bagian tersebut lemak yang dimakan oleh ikan akan diolah dan digunakan pada proses metabolisme tubuh ikan. Sedangkan bagian daging permukaan memiliki kadar Omega-3 terbanyak kedua, karena lemak sisa metabolisme dan menjadi minyak yang mengandung banyak Omega-3 tersimpan di bagian tersebut.

Hubungan Asam Docosahexoic (DHA) dan Omega-3 Ikan
Orang tua tentu tidak asing lagi dengan DHA dan omega 3. Kecerdasan anak lebih banyak dipengaruhi oleh lingkungan keluarga dari pada jumlah asam docosahexoic (DHA), omega 3 asam lemak, minum ASI atau susu formula. Penelitian tersebut dilakukan oleh peneliti dari Universitas Southampton.
Para ilmuwan meneliti 241 bayi baru lahir sampai anak-anak berusia empat tahun dalam penelitian tersebut. Hal  ini digunakan untuk meneliti  hubungan antara menyusui dan penggunaan susu formula yang diperkaya DHA pada masa bayi dan hubungan DHA dengan kecerdasan dan aspek lain dari fungsi otak.
Penelitian tersebut menghasilkan beberapa poin yang bermanfaat bagi orang tua, yaitu membantu untuk menghilangkan beberapa mitos tentang manfaat DHA bahwa IQ anak tidak ada hubungannya dengan konsumsi tingkat DHA yang mereka terima sejak  bayi. Faktor yang paling kuat adalah lingkungan keluarga, khususnya ibu menstimulus otak bayi dan mendidik anak mulai dari bayi serta masalah kecukupan gizi yang harus tetap diperhatikan. 
Asam lemak Omega 3, terutama DHA ditemukan dalam konsentrasi tinggi di otak dan terakumulasi selama lonjakan otak berkembang, yang terjadi antara trimester terakhir kehamilan dan tahun pertama kehidupan. Meskipun penelitian ini telah menunjukkan IQ anak tidak dipengaruhi oleh DHA, penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa kurangnya DHA selama periode pertumbuhan otak yang cepat dapat menyebabkan masalah dalam perkembangan otak (Tri Mulya, 2011).

Pengaruh Kandungan Omega-3 Ikan dengan Kecerdasan Otak Anak
Penelitian terbaru menyatakan bahwa memakan ikan, khususnya ikan laut dalam jumlah yang direkomendasikan saat mengandung dapat meningkatkan otak anak. Jean Golding dan para peneliti dari Universitas Bristol dan Institut Kesehatan Nasional menyatakan bahwa anak-anak yang banyak mengkonsumsi ikan memiliki kemampuan berkomunikasi dan bersosialisasi yang lebih baik pada usia tujuh tahun. Para peneliti tersebut memperhatikan kemampuan komunikasi dan sosial, koordinasi tangan-mata, dan total IQ pada anak-anak yang berusia lebih dari delapan tahun (B. Orchestra,  2011).
Faktor sosial ekonomi juga diikutsertakan dalam perhitungan. Para peneliti mengatakan mengkonsumsi kurang dari 340 mg ikan dalam seminggu dihubungkan dengan peningkatan risiko sebesar 48% penyebab anak berada pada posisi kelompok terbawah untuk kecerdasan verbal. Selain itu dapat menigkatkan risiko penurunan perilaku, motorik, komunikasi dan pengembangan sosial (Jurnal Kedokteran Inggris The Lancet, 2007).
Penelitian lain menyatakan bahwa kadar asam lemak Omega-3 pada ikan sangat penting untuk perkembangan sel-sel otak anak. Jika kadar konsumsi Omega-3 rendah, maka dapat mempengaruhi perkembangan mental dan psikomotor anak tersebut (Lamid, Astuti, dkk, 1999).
Struktur anatomi otak bekerja melalui proses pembelahan sel-sel saraf yang akan menentukan jumlah dari sel-sel saraf yang dibentuk dan melalui proses pertumbhan sel-sel saraf yang akan menentukan ukuran sel saraf serta melalui proses perkembangan sel saraf menuju terbentuknya sel saraf dengan komponen yang lengkap. Dalam proses pembelahan, pertumbuhan dan perkembangan sel-sel saraf dibutuhkan energi, protein dan lemak. Zat gizi pada struktur anatomi otak mempengaruhi pembentukan sel-sel pendukung pada otak. Zat gizi makro terpenting yang dibutuhkan adalah asam lemak tak jenuh ganda rantai panjang, yaitu Omega-3 (Georgieff, 2006 dan San Giovannie, 2000).

Asam Lemak Omega-3 Sebagai Asam Lemak Otak dan Efek Kekurangan Asam Lemak Omega-3
Asam lemak Omega-3 merupakan zat gizi yang harus terpenuhi kebutuhannya. Zat gizi ini berperan vital dalam proses tumbuh kembang sel-sel neuron otak untuk bekal kecerdasan bayi yang dilahirkan. Asam lemak omega-3 juga berperan sebagai asam lemak otak. Asam lemak omega-3 ini turunan dari prekursor (pendahulu)-nya, yaitu asam lemak esensial linoleat dan linolenat (A.W. Nugroho & N. Santoso, 2011).
Asam lemak esensial tidak bisa dibentuk dalam tubuh dan harus dipasok langsung dari makanan. Kemudian prekursor itu masuk dalam proses elongate (pemanjangan) dan desaturate (tak jenuh) yang menghasilkan tiga bentuk asam lemak omega-3, yaitu LNA (Asam Alfa-Linolenat), EPA dan DHA.
Sistem saraf pusat dan otak merupakan organ vital yang pertama dibentuk. Meskipun pada anak 1-6 tahun rata-rata memiliki massa otak kurang dari 10% dari berat tubuh, jika dibandingkan dengan organ tubuh lain, otak paling banyak memerlukan energi lebih dari 70% untuk proses tumbuh kembang. Energi tersebut dapat diperoleh dari zat gizi dan asam lemak esensial.
Asam lemak esensial juga prekursor omega-3 DHA, EPA, ALA (alfa-linolenat), dan AA (asam arakhidonat). Lebih dari 60% Omega-3 diperlukan sebagai unsur penyusun dinding sel neuron. Sedangkan sisa DHA lainnya diperlukan sebagai unsur pembentuk cawan untuk wadah rhodopsin, senyawa vital penginderaan dan pengiriman balik sinyal yang diterima mata ke otak.
Bila kekurangan asam lemak esensial, maka sel neuron akan menderita kekurangan energi untuk proses tumbuh kembang. Pembentukan dinding sel neuron terhambat karena kekurangan omega-3 DHA dan AA, sehingga sel tidak mampu menampung muatan komponen sel neuron normal. Hal ini dapat kehilangan pengorganisasian dan kemampuan koneksi normal di antara sel-sel neuron. Akibatnya, sel-sel neuron mengalami banyak kebocoran dan terjadilah perdarahan. Bisa juga terjadi inisiasi mikrotrombi dan iskemia lokal (stroke) serta sel-sel otak menjadi cepat mati dan tidak berfungsi.


DAFTAR PUSTAKA
1.     Barasi, M.E. 2007. At a Glance Ilmu Gizi. Jakarta: Penerbit Erlangga.
2.     Boucher, O., Burden, M.J., Muckle, G., Saint-Amour, D., Ayotte, P., Dewailly, E., Nelson, C.A., Jacobson, S.W., and Jacobson, J.L. 2011. Neurophysiologic and neurobehavioral evidence of beneficial effects of prenatal omega-3 fatty acid intake on memory function at school age. Am. J. Clin. Nutr., 93: 1025–37.
3.     Departemen Gizi & Kesehatan Masyarakat. 2011. Gizi & Kesehatan. Jakarta: Rajawali Pers.
4.     Fast, J. 1987. The Omega-3 Breakthrough. Arizona, USA: The Body Press.
5.   Hakkarainen, R., Partonen, T., Haukka, J., Virtamo, J., Albanes, D. & Lönnqvist, J. 2004. Food and Nutrient Intake in Relation to Mental Wellbeing. Nutrition Journal, 3, 14: 112-119.
6.     Hurlock, E.B. 1978. Perkembangan Anak Jilid I. Jakarta: Penerbit Erlangga.
7.     Kartasapoetra, G. 2005. Ilmu Gizi (Korelasi Gizi, Kesehatan & Produksi Kerja). Jakarta: PT Rineka Cipta.
8.     Karyadi, D. 2001. Peranan Gizi terhadap Kecerdasan Otak. Jakarta: KPIG.
9.     Moehji, S. 2009. Ilmu Gizi 1. Jakarta: PT Bhatara Niaga Media.
10.  Mulya, Tri. 2011. Pengaruh DHA dan Omega 3 pada Kecerdasan Anak, diakses pada tanggal 4 Desember 2012 pada situs http://araata.blogspot.com/pengaruh-DHA-dan-Omega-3-pada-kecerdasan-anak/.
11.  Nakamura, M.T. 2000. The Return of ω3 Fatty Acids into the Food Supply I Land-Based Animal Food Products and Their Health Effects. Am. J. Clin. Nutr., 71: 1215-1216.
12.  Nettleton, J.A. 1995. Omega-3 Fatty Acids and Health. New York, USA: Chapman & Hall.
13.  Nugroho, A.W. & Santoso, N. 2011. Ilmu Gizi menjadi Sangat Mudah Edisi 2. Jakarta: EGC.
14.  Orchestra, B. 2011. Mengkonsumsi Banyak Ikan Selama Kehamilan Membuat Anak Menjadi Cerdas, diakses pada tanggal 10 Desember 2012 pada situs http://babyorchestra.wordpress.com/2010/08/24/mengkonsumsi-banyak-ikan-selama-kehamilan-membuat-anak-menjadi-cerdas/
15.  Orchestra, B. 2011. Omega-3, Modal Penting Kecerdasan Anak, diakses pada tanggal 10 Desember 2012 pada situs http://babyorchestra.wordpress.com/2010/08/23/omega-3-modal-penting-kecerdasan-anak/.
16.  Rilianty. 2009. Omega 3 Modal Untuk Kecerdasan, diakses pada tanggal 1 Januari 2013 pada situs http://www.dechacare.com/Omega-3-Modal-Untuk-Kecerdasan-I489.html
17.  Salamah, E., Hendarwan & Yunizal. 2004. Studi Tentang Asam Lemak Omega 3 dari Bagian-Bagian Tubuh Ikan Kembung Laki-Laki (Rastrclligerknnagurtlr). Buletin Teknologi Hasil Perikanan, 8, 2: 28-34. 
18.  Sandjaja, B. Budiman, R. Herartri, N. Afriansyah, M. Soekatri, G. Sofia, Suharyati, Sudikno, D. Permaesih. 2009. Kamus Gizi Pelengkap Kesehatan Keluarga. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara. 
19.  Soenarti, T. 2000. Ikan Laut, Hidangan Prima Masa Depan. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara.
20.  Winarno, F.G., Koswara, S. 2002. Food Science Glosarry Biotechnology. Bogor: M-BRIO Press.
21.  Zulaihah, S. & Widajanti, L. 2006. Hubungan Kecukupan Asam Eikosapentanoat (Epa), Asam Dokosaheksanoat (Dha) Ikan Dan Status Gizi Dengan Prestasi Belajar Siswa. Jurnal Gizi Indonesia, 2, 1.

Tidak ada komentar: