BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Purin merupakan protein yang
termasuk dalam golongan nukleoprotein. Purin berguna sebagai sumberenergi (ATP dll), sebagai bagian dari koenzim, sebagai
regulator dan 2nd messenger (cAMP dan cGMP) dan sebagai penyusun RNA
dan DNA. Inti Purin adalah inti
dari senyawa komponen molekul nukleotida asam nukleat RNA dan DNA, sedangkan
derivatnya berupa senyawa Adenin dan Guanin.
Dalam
tubuh manusia purin mengalami katabolisme sebagai berikut: Adenosin → Inosin → Hiposantin
→ Santin → Asam Urat. Selain itu juga mengalami katabolisme Guanosin → Guanin →
Santin → Asam Urat. Dalam katabolisme tersebut, purin membutuhkan enzim santin
oksidase yang merubah santin menjadi asam urat, enzim tersebut banyak terdapat
di hati, ginjal dan usus halus. Jika dalam katabolisne tersebut purin terganggu
maka produksi purin meningkat atau ekskresi menurun
sehingga terjadi penumpukan asam urat dalam darah yang
akan menyebabkan Gout (pirai) yang ditandai oleh tingginya asam urat dalam
tubuh.
Gambar 1. Struktur Kimia Purin
Purin berasal atau didapat dari makanan dan berasal dari
penghancuran sel-sel tubuh yang sudah tua. Pembuatan
atau sintesis purin juga bisa dilalcukan oleh tubuh sendiri dari bahan-bahan
seperti: CO, Glutamin, Glisin, Asam
aspartat dan Asam folat.
Diduga metabolit purin diangkut ke hati, lalu mengalami oksidasi
menjadi asam urat. Kelebihan asam urat dibuang melalui ginjal dan usus.
Asam urat adalah asam lemah yang pada pH normal akan terionisasi di dalam darah dan jaringan, menjadi ion urat. Dengan berbagai kation yang ada, ion urat akan mem- bentuk garam.
Asam urat adalah asam lemah yang pada pH normal akan terionisasi di dalam darah dan jaringan, menjadi ion urat. Dengan berbagai kation yang ada, ion urat akan mem- bentuk garam.
B. Tujuan
Makalah ini
bertujuan untuk:
1. Memahami gangguan metabolisme purin dan kaitan
dengan masalah gizi dan penatalaksanaanya.
2. Memahami gangguan metabolisme purin yang
meliputi patogenesa, etiologi, gambaran klinis, laboratorik dan
penatalaksanaannya pada gangguan saluran cerna.
3. Memahami kaitan perilaku dan lingkungan dengan
gangguan metabolisme purin dengan masalah gizi.
4. Memahami interaksi zat gizi dan pengobatan
yang diberikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Gangguan Metabolisme Protein
Dua penyakit yang berhubungan dengan metabolisme purin
ialah pirai (gout, jicht) dan infark asam urat pada ginjal. Pada kedua kelainan
ini terdapat gangguan metabolisme asam urat, sehingga asam urat serum meninggi
dan terjadi pengendapan urat pada berbagai jaringan. Asam urat ini merupakan
hasil akhir dari metabolisme purin. Berasal dari peruntuhan asam-asam nukleat
menjadi purin dan akhirnya asam urat. Protein ini berasal dari tubuh sendiri
atau dari makanan. Sebagian asam urat ini dioksidasi menjadi ureum dan
diekskresi.
1. Pirai (gout)
Pirai adalah
gangguan metabolisme purin yang dikarakteristikan oleh peningkatan kadar asam
urat dengan deposisi kristal urat dalam sendi dan jaringan lain (Nettina,
2002). Secara klinis penyakit ini merupakan arthritis akut yang sering kambuh
secara menahun. Pada berbagai jaringan ditemukan endapan-endapan urat yang
merupakan tonjolan-tonjolan yang disebut thopus, biasanya dalam dan
sekitar sendi, bursa dan sering juga di sekitar tulang rawan daun telinga. Pengendapan
juga terdapat pada ginjal dan kadang-kadang pada empang-empang jantung.
Penyakit ini lebih sering ditemukan pada pria usia pertengahan atau lebih tua.
Penyakit ini juga cenderung timbul secara genetik. Dalam satu keluarga, satu di
antara lima anggota dapat terkena penyakit ini. Kadang-kadang hanya subklinik
tanpa manifesti pirai, tetapi dalam darah terdapat uricaemia.
Biasanya pada
penderita terdapat hyperuricaemia melebihi 6 mg per 100 ml darah. Dasar
gangguan metabolik ini tidak diketahui, tetapi meningkatkan kadar asam urat
darah. Hal ini dapat disebabkan oleh:
a.
Destruksi asam urat dalam tubuh berkurang.
b.
Ekskresinya berkurang.
c.
Pembentukannnya berlebihan.
Beberapa ahli beranggapan bahwa memang
terdapat filtrasi glomeruler yang berkurangatau reabsorbsi yang dilakukan oleh
epitel tubulus bertambah sehingga terjadi retensi asam urat. Tetapi banyak
penelitian mengungkapkan anggapan bahwa terdapat sintesis yang meninggi.
Keterangan
sederhana mengenai timbulnya penimbunan urat pada tempat-tempat tersebut ialah
presipitasi metastatik karena payah ginjal sering disertai hyperurieaemia dan
keadaan lain tanpa diikuti terbentuknya tophus. Karena adanya hal tersbut
beberapa ahli beranggapan bahwa terdapat perubahan-perubahan pada substanal
dasar atau perubahan-perubahan alergik pada jaringan ikat. Perubahan ini
kemudian merupakan media baik bagi pengendapan urat.
Kelainan yang
khas disebut tophus, terdiri atas endapan urat yang berwarna putih seperti
kapur pada jaringan. Tophus tersebut biasanya dikelilingi zone hiperemik.
Mula-mula kecil, tidak teratur, kemudian menjadi satu dan bedar. Pada jaringan
lunak seperti tando dan simpai sendi, tophus dapat mengambil tempat cukup
tetapi bila terjadi pada tulang atau tulang rawan seperti pada permukaan sendi,
maka akan menimbulkan destruksi pada kepala tulang dan kadang-kadang juga
merusak seluruh sendi. Endapan kristal urat natrium pada ginjal menimbulkan
gouty nephritis biasanya pada piramid.
Manifestasi
klinis :
a.
Nyeri tiba tiba yang hebat
b.
Eritema disekitar jaringan yang sakit
c.
Hangat atau bengkaka pada sendi yang sakit
Pada sendian
histologi kristal urat tampak sebagai jarum panjang-panjang dan tersusun
sejajar, tetapi kadang-kadang juga amorf. Di sebelah luar dan tepi tampak
sebukan fibroblas dan limfosit, sel plasma, makrofag dan sel datia benda asing.
Perjalanan
klinik berupa arthritis akut yang timbul tiba-tiba, sering dimulai pada sendi
metatarsophalangeal. Sendi membengkak, merah, panas dan nyeri pada perabaan
bila digerakkan. Juga sendi-sendi lain yang dapat terkena, berjangkit timbul,
setempat mereda, pada tempat lain baru timbul atau mengalami eksaserbasi pada
tempat yang lama setelah berselang beberaa bulan atau tahun. Serangan mendadak
berseling pula dengan remisi yang sempurna. Dengan timbulnya destruksi pada
permukaan sendi dapat terjadi arthritis kronik yang disertai deformitas yang
menetap.
Pada penderita
pirai sering ditemukan pula hipertensi dan penyakit vaskuler yang keras seperti
arterisklerosis umum dan arterisklereosis pembuluh ginjal. Pada kasus yang
lama, kira-kira 10% meninggal karena payah ginjal akibat gouty nephritis,
nephroskelosis dan superimposed pyclomephritis.
Gambar 2. Gambaran Klinis Gout
Proses terjadinya adalah sebagai berikut:
a.
Konsumsi zat yang mengandung purin
secara berlebihan.
b.
Zat purin dalam jumlah banyak
masuk dalam tubuh, kemudian melalui metabolisme berubah menjadi asam urat.
c.
Kadar asam urat dalam tubuh
meningkat, sehingga ginjal tidak mampu membuang kelebihan asam urat.
d.
Kristal asam urat yang berlebih
menumpuk di persendian.
e.
Akibatnya sendi kita terasa nyeri,
membengkak, meradang, panas dan kaku.
Gambar 3. Perjalanan Penyakit
2. Endapan Asam Urat pada Ginjal
Asam urat merupakan produk akhir utama dari metabolisme
asam nukleat dan purin pada manusia melalui jalur umum akhir untuk konversi
xantin, dengan menggunakan xantin oksidase menjadi asam urat. Nilai rujukan
untuk urat plasma pada laki-laki 0,12-0,42 mmol/l dan wanita 0,09-0,36 mmol/l,
sedikit bertambah dengan bertambahnya usia. Terdapat urat yang terikat dengan
globulin. Kadar urat plasma sedikit dipengaruhi oleh varian kandungan purin
diet dan menggambarkan keadaan stabil antara produksi endogen dan sekresi
tublus ke urin karena normalnya urat yang difiltrasi hampir seluruhnya
direabsobsi.
Pada keadaan normal kadar asam urat serum pada laki-laki
mulai meningkat setelah pubertas. Pada
perempuan kadar urat tidak meningkat sampai setelah menopause karena estrogen
meningkatkan ekskresi asam urat melalui ginjal. Setelah menopause, kadar urat
serum meningkat seperti pada pria.
Terdapat empat tahap perjalanan klinis dari penyakit gout yang
tidak diobati. Tahap pertama adalah hiperurisemia asimtomatik. Nilai normal
asam urat serum pada laki-laki adalah 5.1 ± 1.0 mg/dL dan pada perempuan adalah
4.0 ± 1.0 mg/dL. Nilai-nilai ini meningkat sampai 9-10 mg/dL pada seseorang
dengan gout. Dalam tahap ini pasien tidak menunjukkan gejala-gejala selain dari
peningkatan asam urat serum. Hanya 20% dari pasien hiperurisemia asimtomatik
yang berlanjut menjadi serangan gout akut
Peningkatan kadar asam urat dalam plasma dapat disebabkan oleh
meningkatnya produksi asam urat atau menurunnya pengeluaran asam urat. Apabila
produksi asam urat meningkat akan terjadi peningkatan pool asam urat,
hiperurisemia, dan pengeluaran asam urat melalui urin meningkat. Peningkatan
produksi asam urat dapat disebabkan oleh tingginya konsumsi bahan pangan yang
mengandung purin atau meningkatnya sintesis purin dalam tubuh.
Kelainan ini terjadi akibat peningkatan konsentrasi asam
urat dalam urin. Keadaan ini akan meningkat menjadi kristal asam urat dan
terbentuknya batu asam urat, selain batu, juga trjadi nefropati obstruktif
akibat presipitasi kristal asam urat yang berlebihan di tubuls ginjal. Keadaan
ini bisa menyebabkan nefropato asam urat akut. Akibatnya timbul gagal ginjal
akut. Penumpukan asam urat di tbuls ginjal dalam waktu lama juga menyebabkan
kerusakan nefron ginjal yang progresif dan berakhir dengan penyakit ginjal
kronis.
Nefropati asam urat ditandai dengan hiperurisemia > 20
mg/dl, produksi urin sedikit (oliguria) atau tidak memproduksi urin sama sekali
(anuria) dan rasio asam urat urin berbanding kreatinin urin lebih dari 0,1.
Pada ujung-ujung piramid ginjal pada bayi dan juga pada penderita lekemi
dan polisithemi dapat ditemukan endapan-endapan urat. Cedera pada ginjal
disebut dengan istilah yang sebenarnya keliru
yaitu infark asam urat, sedangkan tidak terdapat nekrosis. Endapan
terdapat dalam tubulus koligen. Kemudian juga terdapat pada sel epitel serta
jaringan ikat peritubulus.
Faktor risiko yang dapat menyebabkan pengendapan asam
urat pada ginjal adalah urin: pH asam (rendah), volume kurang; kadar asam urat
yang tinggi; dan Obat-obatan.
B. Cara
Pemeriksaan Laboratorium Gangguan Metabolisme Purin
1.
Pemeriksaan histolik
Pemeriksaan histolik adalah pemeriksaan
yang menyeluruh dengan melakukan dari kapan mulai nyeri, bagaimana bisa muncul
nyeri ditempat atau jalan, selain itu dilihat dari faktor turunan, setelah itu
ditegakkan diagnosis.
2.
Pemeriksaan enzimatis
Pemeriksaan enzimatis adalah pemeriksaan asam urat dengan metode enzimatis
dimana nilai normalnya menurut tes enzimatis maksimal 7 mg persen. Misalnya:
pemeriksaan dengan metode uricase, yaitu asam urat dioksidasi enzim uricase membentuk alantoin, CO2 dan peroksida. Dengan bantuan enzim peroksidase, peroksida yang terbentuk akan bereaksi dengan 4-aminoantipyrine dan 3,5- diclorosulphonate membentuk senyawa yang berwarna merah muda.
Nilai normal
Pria
: 3,4 – 7,0 mg/dl
Wanita : 2,3 – 6,1 mg/dl
3.
Pemeriksaan dengan test kit asam urat
Dengan alat ini, kita dapat memonitor kadar
asam urat secara teratur. Kita dapat melakukan tes di rumah, sehingga perubahan
kadar sekecil apapun dapat kita pantau dan menjadi acuan untuk menyemangati
kita agar kadar asam urat dapat terjaga. Jika diperlukan, kita dapat
berkonsultasi dengan dokter tentang efisiensi obat dan perubahan dalam diet.
Tes ini tidak memerlukan persiapan khusus, hanya perlu diingat bahwa beberapa
obat dan makanan dapat mempengaruhi hasil tes. Jadi, kita harus memberitahukan
kepada dokter tentang obat-obatan rutin yang kita minum. Dianjurkan puasa
(tidak makan dan minum) selama 4 jam sebelum periksa asam urat karena membantu
mendapatkan hasil yang akurat.
4.
Pemeriksaan kadar asam urat
dalam darah
Laki-laki memiliki kadar asam urat lebih
tinggi dibanding wanita. Namun pada wanita kadar asam urat akan meningkat
setelah menopause. Pada laki-laki jika asam urat lebih dari 7mg/dl atau
wanita lebih dari 6 mg/dl maka dikatakan menderita asam urat tinggi.
5.
Pemeriksaan kadar asam urat dalam urin
Pemeriksaan kadar asam urat dalam urin per 24
jam. Kadar asam urat dikatakan berlebih jika diatas 800 mg/24 jam pada
diet biasa atau lebih dari 600 mg/24 jam pada diet bebas purin.
6.
Pemeriksaan
cairan sendi
Berguna untuk melihat defosit kristal asam urat
pada sendi yang mengalami peradangan.
7. Pemeriksaan dengan teknik biasa
Kadar asam urat normal menurut tes dengan teknik biasa
ini maksimal 8 mg%.
C. Hubungan
Perilaku dan Lingkungan dengan Gangguan Metabolisme Purin
1. Contoh Makanan
2.
Lingkungan
Lingkungan memberi pengaruh dalam
terjadinya gangguan metabolisme purin. Hal ini dikarenakan pada dasarnya makanan yang banyak dijual di sekitar
kita adalah makanan yang tinggi lemak dan kolesterol yang menyebabkan gangguan
metabolisme purin. Makanan-makanan tersebut misalnya gorengan yang di pinggir
jalan. Makanan-makanan yang mengandung lemak banyak disukai masyarakat, padahal
makanan tersebut mengandung asam lemak jenuh yang tanpa kita sadari, kita secara
tidak langsung makanan tersebut banyak mengandung purin dan apabila sering
dikonsumsi dalam jangka lama metabolisme purin akan terganggu, salah satu
contohnya adalah asam urat.
D. Penatalaksanaan
Pola Diet
1.
Golongan A ( 150 - 1000
mg purin/ 100g ) :
Hati, ginjal, otak, jantung, paru,
lain-lain jerohan, udang, remis, kerang, sardin, herring, ekstrak daging, ragi
(tape), alkohol, makanan dalam kaleng.
2.
Golongan B ( 50 - 100 mg
purin/ 100g ) :
Ikan yang tidak termasuk gol.A,
daging sapi, kacang-kacangan kering, kembang kol, bayam, asparagus, buncis,
jamur, daun singkong, daun pepaya, kangkung.
3.
Golongan C ( < 50mg
purin/ 100g ) :
Keju, susu, telur,
sayuran lain, buah-buahan.
4.
Bahan makanan yang
diperbolehkan :
a.
Semua bahan makanan
sumber karbohidrat, kecuali havermout (dalam jumlah terbatas)
b.
Semua jenis buah-buahan
c.
Semua jenis minuman,
kecuali yang mengandung alkohol
d.
Semua macam bumbu
E. Interaksi Zat
Gizi dan Pengobatan yang Diberikan
1.
Pengobatan
Jika
gout menyerang seseorang, dapat dilakukan pengobatan dengan dengan cara sebagai
berikut:
a.
Ketika
terjadi serangan arthritis akut, penderita diberikan terapi untuk mengurangi peradangannya.
Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan obat analgesik/nsaid, kortikosteroid,
tirah baring, atau dengan pemberian kolkisin.
1)
Pemberian Kolkisin. Biasanya
nyeri sendi mulai berkurang dalam waktu 12-24 jam setelah pemberian kolkisin
dan akan menghilang dalam waktu 48-72 jam. Kolkisin
diberikan dalam bentuk tablet, tetapi jika menyebabkan gangguan pencernaan,
bisa diberikan secara intravena. Obat
ini seringkali menyebabkan diare dan bisa menyebabkan efek samping yang lebih
serius (termasuk kerusakan sumsum tulang).
2)
Kortikosteroid misalnya prednisone. Jika
penyakit ini mengenai 1-2 sendi, suatu larutan kristal kortikosteroid bisa
disuntikkan langsung ke dalam sendi. Pengobatan ini sangat efektif untuk
mengakhiri peradangan yang disebabkan oleh kristal urat.
b. Setelah serangan akut berakhir, terapi ditujukan
untuk menurunkan kadar asam urat dalam tubuh. Hal ini dapat dilakukan dengan
memberikan kolkisin atau obat yang memacu pembuangan asam urat lewat ginjal
(misal probenesid) atau obat yang menghambat pembentukan asam urat (misal
allopurinol).
1)
Allopurinol. Merupakan obat yang menghambat
pembentukan asam urat di dalam tubuh. Obat ini terutama diberikan kepada
penderita yang memiliki kadar asam urat yang tinggi dan batu ginjal atau
mengalami kerusakan ginjal. Allopurinol bisa menyebabkan gangguan pencernaan,
timbulnya ruam di kulit, berkurangnya jumlah sel darah putih dan kerusakan
hati.
2)
Probenesid atau sulfinpirazon. Obat-obat
seperti probenesid atau sulfinpirazon berfungsi menurunkan kadar asam urat
dalam darah dengan jalan meningkatkan pembuangan asam urat ke dalam air kemih.
c. Obat anti
peradangan non-steroid misalnya ibuprofen dan indometasin. Lebih
banyak digunakan daripada kolkisin dan sangat efektif mengurangi nyeri dan
pembengkakan sendi.
d. Kodein dan
meperidin. Obat pereda nyeri
2.
Pencegahan
Namun sebelum Gout menyerang, kita dapat
mencegahnya dengan cara sebagai berikut:
a.
Pasien
gout juga harus menghindari penggunaan obat yang dapat menaikkan kadar asam
urat dalam darah.
b.
Contoh
dari obat tersebut adalah diuretik, aspirin, dan niasin.
c.
Alkohol
merupakan sumber purin dan juga dapat menghambat pembuangan purin melalui
ginjal sehingga disarankan tidak sering mengonsumsi alkohol.
d.
Pasien
juga disarankan untuk meminum cairan dalam jumlah banyak karena jumlah air
kemih sebanyak 2 liter atau lebih setiap harinya akan membantu pembuangan urat
dan meminimalkan pengendapan urat dalam saluran kemih.
e.
Mengindari makanan yang mengandung purin tinggi, hal ini
dikarenakan makanan tersebut dapat meningkatkan asam
urat, seperti jeroan (hati, ginjal, limpa, babat, usus, paru dan otak), makanan
laut (udang, kerang, cumi, kepiting), makanan kaleng (kornet, sarden dan
ekstrak daging), telur, dan kaldu atau kuah daging yang kental.
f.
Menghindari makanan seperti emping, melinjo, kangkung
dan bayam, daun singkong, daun jambu mete, asparagus, buncis dan kembang kol.
Hindari kacang-kacangan (kacang tanah, kacang hijau, kacang kedelai, tempe,
tauco, tauge, oncom) dan susu kedelai.
g. Makanan kaya
Vitamin C, karena makanan
kaya Vitamin C dapat mengurangi asam urat dalam tubuh dan melarutkannya dalam
darah dengan mudah.
h.
Buah Ceri. Hal ini dikarenakan bahwa Ceri dapat mengurangi dan mengobati asam urat secara
alami. Ceri memiliki sifat anti-inflamasi bernama anthocyanin yang baik untuk
mengurangi kadar asam urat dalam tubuh.
i. Jeruk nipis. Jeruk nipis dapat melarutkan kristal dan membersihkan
tubuh untuk
membuang racun dari tubuh Anda, Anda dapat menyeduh perasan jeruk nipis dengan
air hangat.
j. Minum banyak
air. Ini adalah salah satu pengobatan sederhana yang dapat
dilakukan
di rumah untuk mengurangi asam urat dalam tubuh. Air dapat mengeluarkan racun
dari tubuh, termasuk asam urat.
k. Olahraga. Sebisa mungkin setiap hari olahraga ringan. Seperti
jalan kaki, karena dengan jalan kaki dapat membakar kalori, memperkuat otot dan
memperkuat tulang tanpa menganggu persendian yang sakit.
l. Konsumsi cukup Karbohidrat. Karbohidrat
kompleks seperti nasi, singkong, roti dan ubi sangat baik dikonsumsi oleh
penderita gangguan asam urat karena akan meningkatkan pengeluaran asam urat
melalui urin. Konsumsi karbohidrat kompleks ini sebaiknya tidak kurang dari 100
gram per hari. Karbohidrat sederhana jenis fruktosa seperti gula, permen, arum
manis, gulali, dan sirop sebaiknya dihindari karena fruktosa akan meningkatkan
kadar asam urat dalam darah.
m. Konsumsi cukup Protein sesuai anjuran. Protein terutama yang berasal dari hewan dapat
meningkatkan kadar asam urat dalam darah. Sumber makanan yang mengandung
protein hewani dalam jumlah yang tinggi. Misalnya hati, ginjal, otak, paru dan
limpa. Asupan protein yang dianjurkan bagi penderita gangguan asam urat adalah
sebesar 50-70 gram/hari atau 0,8-1 gram/kg berat badan/hari. Sumber protein
yang disarankan adalah protein nabati yang berasal dari susu, keju dan telur.
n. Konsumsi produk susu rendah lemak. Produk
susu rendah lemak, seperti susu atau yogurt, dapat mengurangi kadar asam urat
dalam tubuh.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan
yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya pada makalah ini bisa diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1.
Dua penyakit yang berhubungan dengan metabolisme purin
ialah pirai (gout) dan infark asam urat pada ginjal.
2.
Cara pemeriksaan untuk mengetahui ada tidaknya gangguan
metabolisme purin ialah
DAFTAR PUSTAKA
__________. 2012. Enam Pedoman Sederhana untuk Mengelola Batu Ginjal Asam Urat.
Diakses pada
2 April 2013 pada situs http://id.prmob.net/ginjal/asam-urat/batu-ginjal-833752.html.
Baron, D.N. 1984. Kapita Selekta Patologi Klinik Edisi 4.
Jakarta: EGC.
Ridwan. 2011. Apakah
dan Bagaimana Proses Metabolisme Purin?. Diakses pada 4 April 2013 pada
situs http://penyakittubuhmanusia.blogspot.com/2011/08/apakah-dan-bagaimana-proses-metabolisme.html.
Staf Pengajar Bagian Patologi Anatomik
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 1973. Patologi. Jakarta: PT Repro Internasional.
Suparyanto. 2010. Metabolisme Purin dan Pirimidin. Diakses pada
3 April 2013 pada situs http://dr-suparyanto.blogspot.com/2010/01/metabolisme-purin-dan-pirimidin.html.
Setiawan, A.H. ____. Asam Urat Berlebih. Diakses pada
4 April 2013 pada situs https://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:FJMpwirzaKMJ:xa.yimg.com/kq/groups/23973638/1538810086/name/Hiperurisemia-asam%2Burat.ppt+&hl=id&pid=bl&srcid=ADGEESjx4hr3JPzJm-q3c12oZ_Y6rsrsdKOkNeO8eQ6c5K4tNmCJCw-QFpOVc7UyWq6iI7EZagaxW5jLJpEHXcwl4z2zbvam63vcjvhSiZIPdhQtMGsFAIGwtaXkTn0i85WFPyx2cAce&sig=AHIEtbTCyzw37eBeqb4H5Gl-XBuyRAbQtw.