Welcome to the Fantastic World of Yuan Zhi Yi

Rabu, 03 April 2013

MAKALAH SISTEM ENDOKRIN

MAKALAH ANATOMI FISIOLOGI
SISTEM ENDOKRIN


BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Fisiologi merupakan ilmu yang mempelajari fungsi normal tubuh dengan beberapa gejala yang ada pada sistem hidup, serta pengaturan atas segala fungsi dalam sistem tersebut,sehingga dalam makalah ini kami dari kelompok VI membahas sistem endokrin dan hormon.
Sistem endokrin dapat dijumpai pada semua golongan hewan, baik vertebrata maupun invertebrata. Sistem endokrin (hormon) dari sistem saraf secara bersama lebih dikenal sebagai super sistem neuroendokrin yang bekerja sama secara kooperatif untuk menyelenggarakan fungsi kendali dan koordinasi pada tubuh hewan. Pada umumnya, sistem endokrin bekerja untuk mengendalikan berbagai fungsi fisiologi tubuh, antara lain aktivitas metabolisme, osmoregulasi, pencernaan,  pertumbuhan dan reproduksi.
Kelenjar tanpa saluran atau kelenjar buntu digolongkan bersama dibawah nama organ endokrin, sebab sekresi yang dibuat tidak meninggalkan kelenjar melalui satu saluran, tetapi langsung masuk ke dalam darah yang beredar di dalam kelenjar. Kata “endokrin” berasal dari bahasa Yunani yang berarti “sekresi ke dalam”; zat aktif utama dari sekresi internal ini disebut hormon, dari kata Yunani yang berarti “merangsang”. Beberapa dari organ endokrin menghasilkan satu hormon tunggal,sedangkan yang lain lagi dua atau beberapa jenis hormon: misalnya kelenjar hipofisis menghasilkan beberapa jenis hormon yang mengendalikan kegiatan banyak organ lain, karena itulah maka kelenjar hipofisis dilukiskan sebagai ”kelenjar pemimpin tubuh”.


B.  Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1.      Apakah yang dimaksud dengan sistem endokrin?
2.      Bagaimana fungsi sistem endokrin?
3.      Apa macam-macam kalenjar endokrin?
4.      Apa macam-macam hormon dalam kelenjar hipofisis dan bagaimana fungsinya?



BAB II
PEMBAHASAN


A.      Pengertian Kelenjar Endokrin Dan Hormon
  1. Pengertian Sistem Endokrin
Sistem Endokrin disebut juga kelenjar buntu, yaitu kelenjar yang tidak mempunyai saluran khusus untuk mengeluarkan sekretnya.  Selain itu, organ tersebut melakukan sekresi yang tidak meninggalkan kelenjarnya melalui saluran tetapi langsung melalui darah di dalam jaringan kelenjar. Kata endokrin berasal dari bahasa Yunani yang berarti sekresi ke dalam, zat utamanya disebut hormon. Dalam bahasa Yunani “hormon” berarti “merangsang”.
Sekret dari kelenjar endokrin dinamakan hormon. Hormon berperan penting untuk mengatur berbagai aktivitas dalam tubuh hewan, antara lain aktivitas pertumbuhan, reproduksi, osmoregulasi, pencernaan, dan integrasi serta koordinasi tubuh.
Sistem endokrin hampir selalu bekerja sama dengan sistem saraf, namun cara kerjanya dalam mengendalikan aktivitas tubuh berbeda dari sistem saraf. Ada dua perbedaaan cara kerja antara kedua sistem tersebut. Kedua perbedaan tersebut adalah sebagai berikut.
a.    Dibandingkan dengan sistem saraf, sistem endokrin lebih nanyak bekerja melalui transmisi kimia.
b.    Sistem endokrin memperhatikan waktu respons lebih lambat daripada sistem saraf. Pada sistem saraf, potensial aksi akan bekerja sempurna hanya dalam waktu 1-5 milidetik, tetapi kerja endokrin melalui hormon baru akan sempurna dalam waktu yang sangat bervariasi, berkisar antara beberapa menit hingga beberapa jam. Hormon adrenalin bekerja hanya dalam waktu singkat, namun hormon pertumbuhan bekerja dalam waktu yang sangat lama. Di bawah kendali sistem endokrin (menggunakan hormon pertumbuhan), proses pertumbuhan memerlukan waktu hingga puluhan tahun untuk mencapai tingkat pertumbuhan yang sempurna.
Dasar dari sistem endokrin adalah hormon dan kelenjar (glandula), sebagai senyawa kimia perantara, hormon akan memberikan informasi dan instruksi dari sel satu ke sel lainnya. Banyak hormon yang berbeda-beda masuk ke aliran darah, tetapi masing-masing tipe hormon tersebut bekerja dan memberikan pengaruhnya hanya untuk sel tertentu.
2.      Macam - Macam Kelenjar Endokrin
Macam-macam organ atau kelenjar endoktrin yang terdapat pada tubuh manusia adalah sebagai berikut:
a.         Kelenjar Hipofisis
Kelenjar hipofisis terletak di dasar tengkorak, di dalam fossa hipofisis tulang sfenoid. Kelenjar ini terdiri dari dua lobus, yaitu anterior, posterior dan pars intermedia (bagian di antara kedua lobus).  Untuk memudahkan mempelajarinya fungsinya maka hanya dilihat menjadi dua bagian, yaitu lobus anterior dan posterior.
1)   Lobus anterior
Kelenjar hipofisis menghasikan sejumlah hormon yang bekerja sebagai zat pengendali produksi sekresi dari semua organ endoktrin lain. Hormon pertumbuhan (Hormon Somatropik) mengendalikan pertumbuhan tubuh. Hormon Tirotropik mengendalikan kegiatan kelenjar tiroid dalam menghasilkan tiroksin. Hormon Adrenokortikotropik (ACTH) mengendalikan kegiatan kelenjar suprarenal dalam menghasikan kortisol yang berasal dari korteks kelenjar suprarenal.
Hormon Gonadotropik berfungsi untuk merangsang folikel, Follicle Stimulating Hormone (FSH), perkembangan folikel Graffdi dalam ovarium dan pembentukan spermatozoa di dalam testis. Luteinising Hormon (LH) atauInterstitial Cell Stimulating Hormone (ICSH) mengendalikan sekresi estrogen dan progesteron di dalam ovarium serta testosteron di dalam testis. Hormon prolaktin (luteutrofin) berfungsi mengendalikan sekresi air susu dan mempertahankan adanya corpus luteum selama hamil.
2)   Lobus posterior
Lobus posterior menghasilkan sekret dua jenis hormon, yaitu Hormon Anti-Diuretik (ADH) yang mengatur jumlah air dalam ginjal dan urin, sedangkan hormon oksitosin merangsang kontraksi uterus saat melahirkan dan mengeluarkan air susu selama menyusui.

Gambar 1. Hormon Hipofisis Anterior dan Organ Targetnya
b.         Kelenjar Tiroid
Gambar 2. Kelenjar Tiroid
Terdiri atas 2 buah lobus yang terletak disebelah kanan dari trakea diikat bersama oleh jaringan tiroid dan yang melin­tasi trakea di sebelah depan. Merupakan kelenjar yang terdapat di dalam leher bagian depan bawah, melekat pada dinding Taring.
Atas pengaruh hormon yang dihasilkan oleh kelenjar hipofise lobus anterior, kelenjar tiroid ini dapat mempro­duksi hormon tiroksin.
Adapun fungsi dari hormon tiroksin; mengatur per­tukaran zat/metabolisme dalam tubuh dan mengatur per­tumbuhan jasmani dan rohani.
Struktur kelenjar tiroid terdiri atas sejumlah besar vesikel-vesikel yang dibatasi oleh epitelium silinder, disa­tukan oleh jaringan ikat. Sel-selnya mengeluarkan sera, cairan yang bersifat lekat yaitu; Koloidae tiroid yang me­ngandung zat senyawa yodium dan dinamakan hormon tiroksin.
Sekret ini mengisi vesikel dan dari sini berjalan ke aliran darah baik langsung maupun melalui saluran limfe.
Fungsi kelenjar tiroid, terdiri dari:
1)    Bekerja sebagai perangsang proses oksidasi.
2)    Mengatur penggunaan oksidasi.
3)    Mengatur pengeluaran karbondioksida.
4)    Metabolik dalam hal pengaturan susunan kimia dalam jaringan.
5)    Pada anak mempengaruhi perkembangan fisik dan mental.
Hipofungsi dapat menyebabkan penyakit kretinismus dan penyakit miksedema.
Hiperfungsi menyebabkan penyakit eksotalmikgoiter. Sekresi tiroid diatur oleh sebuah hormon dari lobus anterior kelenjar hipofise yaitu oleh hormon tirotropik.
Fungsi kelenjar tiroid sangat eras bertalian dengan kegiatan metabolik dalam hal pengaturan susunan kimia dan jaringan bekerja sebagai perangsang proses oksidasi, mengatur penggunaan oksigen dan mengatur pengeluaran karbondioksida
Hiposekresi hipotiroidisme. Bila kelenjar tiroid kurang mengeluarkan sekret pada waktu bayi mengakibatkan suatu keadaan yang dikenal sebagai kretinisme berupa hambatan pertumbuhan mental dan fisik, pada orang dewasa kekurangan sekresi menyebabkan miksedema pro­ses metabolik mundur dan terdapat kecenderungan untuk, bertambah berat, geraknya lambat, cars berfikir dan ber­bicara lamban, kulit menjadi tebal dan keringat, rambut rontok, suhu-badan di bawah normal dan denyut nadi per­lahan.
Hipersekresi penambahan sekresi kelenjar tiroid dise­but hipertiroid dimana semua gejalanya merupakan kebalikan dari miksedema yaitu: kecepatan metabolisme meningkat suhu tubuh tinggi, berat badan turun, gelisah, mudah marah, denyut nadi naik.
Vaskuler mencakup fibrilasi atrium kegagalan jantung pada keadaan yang dikenal sebagai penyakit trauma atau gondok eksoptalmus, mata menonjol keluar, efek ini dise­babkan terlampau aktifnya hormon tiroid, ada kalanya tidak hilang dengan pengobatan.
c.         Kelenjar Paratiroid
Gambar 3. Kelenjar Paratiroid
Terletak disetiap sisi kelenjar tiroid yang terdapat di dalam leher, kelenjar ini bedumlah 4 buah yang tersusun ber­pasangan yang menghasilkan para hormon atau hormon para tiroksin. Kelenjar paratiroid berjumlah 4 buah.
Masing-masing melekat pada bagian belakang kelenjar tiroid, kelenjar paratiroid menghasilkan hormon yang ber­fungsi mengatur kadar kalsium dan fosfor di dalam tubuh.
Hipoparatiroidisme. Terjadinya kekurangan kalsium di dalam darah atau hipokalsemia mengakibatkan keadaan yang disebut tetani, dengan gejala khas kejang khususnya pada tangan dan kaki disebut karpopedal spasmus, gejala-gejala ini dapat diringankan dengan pemberian kalsium.
Hiperparatiroidisme. Biasanya ada sangkut pautnya de­ngan pembesaran (tumor) kelenjar. Keseimbangan distri­busi kalsium terganggu, kalsium dikeluarkan kembali dari tulang dan dimasukkan kembali ke serum darah. Akibatnya terjadi penyakit tulang dengan tanda-tanda khas beberapa bagian kropos. disebut osteomielitis fibrosa sistika karena terbentuk kristal pada tulang, kalsiumnya diedarkan di dalam ginjal dan dapat menyebabkan batu ginjal dan kega­galan ginjal.
Fungsi paratiroid;
1)        Mengatur metabolisme fospor.
2)        Mengatur kadar kalsium darah.
Hipofungsi, mengakibatkan penyakit tetani. Hiper­fungsi, mengakibatkan kelainan-kelainan seperti; Kele­mahan pada otot-otot, sakit pada tulang, kadar kalsium dalam darah meningkat begitu juga dalam urin, dekol­sifikasi dan deformitas, dapat juga terjadi patch tulang spontan. Kelainan-kelainan tersebut dapat juga terjadi pada tumor kelenjar paratiroid.
 d.        Kelenjar Suprarenal
Gambar 4. Kelenjar Suprarenal
Kelenjer suprarenal jumlahnya ada 2, terdapat pada bagian atas dari ginjal kiri dan kanan. Ukurannya berbeda-beda, beratnya rata-rata 5-9 gram. Kelenjar suprarenal ini terbagi atas 2 bagian yaitu:
1)        Bagian luar yang berwarna kekuningan yang mengha­silkan kortisol yang disebut korteks.
2)        Bagian medula yang menghasilkan adrenalin (epinefrin) dan nor adrenalin (nor epinefrin).
Zat-zat tadi disekresikan dibawah pengendalian sistem persarafan simpatis. Selcresinya bertambah dalam keadaan emosi seperti marah dan takut Berta dalam keadaan asfiksia dan kelaparan. Pengeluaran yang bertambah itu menaik­kan tekanan darah guna melawan shock.
Noradrenalin menaikan tekanan darah dengan jalan meranigsang serabut otot didalam dinding pembuluh darah untuk berkontraksi, adrenalin membantu metabolisme kar‑bohidrat dengan jalan menambah pengeluaran glukosa dari hati.
Beberapa hormon terpenting yang disekresikan oleh korteks adrenal adalah; Hidrokortison, aldosteron dan kor­tikosteron. Semuanya bertalian eras dengan metabolisme, pertumbuhan fungsi ginjal dan kondisi otot.
Pada insufiesiensi adrenal (penyakit addison) pasien menjadi kurus dan nampak sakit paling lemah, terutama karenatidak adanya hormon ini, sedangkan ginjal gagal menyimpan natrium dalam jumlah terlampau banyak, pe­nyakit ini diobati dengan kortison.
Fungsi kelenjar supra renalis bagian korteks terdiri dari  ;
1)   Mengatur keseimbangan air, elektrolit clan garam­garam.
2)   Mengatur/mempengaruhi metabolisme lemak, hidrat arang dan protein.
3)   Mempengaruhi aktifitas jafingan limfoid.
Hipofungsi, menyebabkan penyakit addison. Hiper­fungsi. Kelainan-kelainan yang timbul akibat hiperfungsi mirip dengan tumor suprarenal bagian korteks dengan ge­jala-gejala pada wanita biasa, terjadinya gangguan pertum­buhan seks sekunder.
Fungsi kelenjar suprarenalis bagian medula terdiri dari :
1)   Vaso konstriksi pembuluh darah perifer.
2)   Relaksasi bronkus.
Kontraksi selaput lendir dan arteriole pada kulit sehing­ga berguna untuk mengurangi perdarahan pada operasi kecil.
e.         Kelenjar Timus
Gambar 5. Kelenjar Timus
Terletak di dalarn mediastinum di belakang os. sternum, kelenjar timus hanya dijumpai pada anak-anak di bawah 18 tahun.
Kelenjar timus terletak di dalam toraks kira-kira setinggi bifurkasi trakea, warnanya kemerah-merahan dan terdiri atas 2 lobus. Pada bayi baru lahir sangat kecil dan­beratnya kira-kira 10 gram atau lebih sedikit. Ukurannya bertambah pada masa remaja dari 30-40 gram kemudian berkerut lagi.
Adapun hormon yang dihasilkan kelenjar timus ber­fungsi sebagai berikut;
1)        Mengaktifkan pertumbuhan badan.
2)        Mengurangi aktifitas kelenjar kelamin.

B.       Macam - Macam Hormon Dalam Kelenjar Hipofisis Dan Fungsinya
 
Gambar 6. Kelenjar Hipofisis
Kelenjar Hipofisis (pituitary) disebut juga master of gland atau kelenjar pengendali karena menghasilkan bermacam-macam hormon yang mengatur kegiatan kelenjar lainnya. Kelenjar ini berbentuk bulat dan berukuran kecil, dengan diameter 1,3 cm. Hipofisis dibagi menjadi hipofisis bagian anterior, bagian tengah (pars intermedia), dan bagian posterior.
Gambar 7. Hipofisis Bagian Anterior dan Posterior
1.         Hipofisis lobus anterior
Gambar 8. Hormon yang Dihasilkan Hipofisis Lobus Anterior Beserta Organ Targetnya
Tabel 1. Macam-Macam Fungsi Hormon yang Dihasilkan Kelenjar Hipofisis Lobus Anterior dan Gangguannya.

Hormon yang dihasilkan
Fungsi dan gangguannya
Hormon Somatotropin (STH), Hormon pertumbuhan (Growth Hormone / GH)

Merangsang sintesis protein dan metabolisme lemak, serta merangsang pertumbuhan tulang (terutama tulang pipa) dan otot. kekurangan hormon ini pada anak-anak-anak menyebabkan pertumbuhannya terhambat /kerdil (kretinisme), jika kelebihan akan menyebabkan pertumbuhan raksasa (gigantisme). Jika kelebihan terjadi pada saat dewasa, akan menyebabkan pertumbuhan tidak seimbang pada tulang jari tangan, kaki, rahang, ataupun tulang hidung yang disebut akromegali.
Hormon tirotropin atau Thyroid Stimulating Hormone (TSH)
Mengontrol pertumbuhan dan perkembangan kelenjar gondok atau tiroid serta merangsang sekresi tiroksin.
Adrenocorticotropic hormone (ACTH)   
                    
Mengontrol pertumbuhan dan perkembangan aktivitas kulit ginjal dan merangsang kelenjar adrenal untuk mensekresikan glukokortikoid (hormon yang dihasilkan untuk metabolisme karbohidrat).
Prolaktin (PRL) atau Lactogenic hormone (LTH) 
Membantu kelahiran dan memelihara sekresi susu oleh kelenjar susu.
Hormon gonadotropin pada wanita :
1.         Follicle Stimulating Hormone (FSH)
2.         Luteinizing Hormone (LH)   


Merangsang pematangan folikel dalam ovarium dan menghasilkan estrogen.
Mempengaruhi pematangan folikel dalam ovarium dan menghasilkan progestron.
Hormone gonadotropin pada pria:
1.     FSH

2.     Interstitial Cell Stimulating Hormone (ICSH)

Merangsang terjadinya spermatogenesis (proses pematangan sperma).

Merangsang sel-sel interstitial testis untuk memproduksi testosteron dan androgen.

2.          Hipofisis pars media 
Tabel 2. Jenis Hormon Serta Fungsi Hipofisis Pars Media
Hormon
Fungsi
MSH (Melanosit Stimulating Hormon)
Mempengaruhi warna kulit individu, dengan cara menyebarkan butir melanin, apabila hormon ini banyak dihasilkan maka menyebabkan kulit menjadi hitam.




3.          Hipofisis lobus posterior
Hormon yang dihasilkan hipofisis lobus posterior beserta organ targetnya dapat dilihat pada gambar dan tabel dibawah ini.
Gambar 9. Hormon yang Dihasilkan Hipofisis Lobus Anterior Beserta Organ Targetnya

Tabel 3. Jenis Hormon Serta Fungsi Dari Hipofisis Posterior
Hormon
Fungsi
Oksitosin
Menstimulasi kontraksi otot polos pada rahim wanita selama proses melahirkan.
Hormon ADH
Menurunkan volume urine dan meningkatkan tekanan darah dengan cara menyempitkan pembuluh darah.

Gambar 10. Regulasi Hormon ADH
Banyak sedikitnya cairan yang masuk dalam sel akan di deteksi oleh hipotalamus. Jika cairan (plasma) dalam darah sedikit, maka hipofisis akan mensekresikan ADH  untuk melakukan reabsorpsi (penyerapan kembali) sehingga darah mendapatkan asupan cairan dari hasil reabsorpsi tersebut. Dengan demikian kadar cairan (plasma) dalam darah dapat kembali seimbang. Selain itu, karena cairan pada ginjal sudah diserap, maka urinenya kini bersifat pekat.
Jika seseorang buang air kecil terus menerus, diperkirakan hipofisis posteriornya mengalami gangguan sebab ADH tidak berfungsi dengan baik. Nama penyakit ini disebut diabetes insipidus.



BAB III
PENUTUP


A.  Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.    Sistem Endokrin disebut juga kelenjar buntu, yaitu kelenjar yang tidak mempunyai saluran khusus untuk mengeluarkan sekretnya. Sistem endokrin dan sistem saraf bekerja sama secara kooperatif untuk mengatur aktivitas dalam tubuh manusia, dengan cara menghasilkan hormon yang akan mempengaruhi sel sasaran atau sel target. Hormon dapat dihasilkan oleh organ endokrin.
2.    Macam-macam kelenjar endoktrin yang terdapat pada tubuh manusia adalah kelenjar tiroid, kelenjar hipofisis, kelenjar paratiroid, kelenjar suprarenal, kelenjar timus.
3.    Kelenjar hipofisis menghasilkan bermacam-macam hormon yang mengatur kegiatan kelenjar lainnya. Hipofisis lobus anterior menghasilkan hormon somatotropin, TSH, ACTH, hormon prolaktin dan hormon gonadotropin. Hipofisis pars media menghasilkan MSH. Sedangkan hipofisis lobus posterior menghasilkan hormon oksitosin dan ADH.

B.  Saran
Setiap hasil karya tidak ada yang sempurna dan pasti mempunyai beberapa kekurangan. Adapun saran-saran untuk kemajuan makalah yang telah dibuat oleh penulis adalah sebagai berikut :
1.      Untuk mendapatkan data dan informasi yang akurat, sebaiknya penulis menambah daftar pustaka dari buku-buku tentang anatomi fisiologi manusia.
Untuk menghindari banyak kesalahan dalam menulis, sebaiknya penulis mengurangi informasi dari internet yang belum tentu sepenuhnya benar.

Efektifitas dan Efisiensi dalam Manajemen